Laporan survei global yang dirilis oleh NTT Data menunjukkan bahwa kecerdasan buatan generatif telah menjadi fokus perusahaan. Lebih dari 2.300 pemimpin TI dan bisnis dari 34 negara dan 12 industri berpartisipasi dalam survei ini, mencakup bidang logistik, manufaktur, medis, dan lainnya. Hasil survei ini menyoroti adopsi AI generatif secara luas oleh perusahaan dan tantangan yang dihadapinya, serta memberikan wawasan berharga tentang bagaimana teknologi baru ini dapat digunakan dalam bisnis.
Baru-baru ini, NTT Data merilis laporan survei global mengenai kecerdasan buatan generatif (Generative AI). Hasilnya menunjukkan bahwa hampir seluruh pemimpin bisnis yang berpartisipasi dalam survei tersebut telah berinvestasi di bidang ini. Laporan tersebut mensurvei lebih dari 2.300 pemimpin TI dan bisnis dari 34 negara dan 12 industri, yang mencakup berbagai bidang seperti logistik, manufaktur, dan perawatan medis.

Catatan sumber gambar: Gambar dihasilkan oleh AI, dan penyedia layanan otorisasi gambar Midjourney
Hasil survei menunjukkan bahwa 97% CEO memperkirakan AI generatif akan memberikan dampak signifikan terhadap organisasi mereka di masa depan. Pada saat yang sama, 96% responden mempertimbangkan bagaimana teknologi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan alur kerja dan proses dukungan karyawan di masa depan, sementara 99% berencana untuk melakukan investasi lebih lanjut di bidang ini. Skenario penerapan utama kecerdasan buatan generatif mencakup rekomendasi layanan yang dipersonalisasi, manajemen pengetahuan, pengendalian kualitas, penelitian dan pengembangan, dll. Ini adalah fokus umum perusahaan saat ini.
Abhijit Dubey, CEO NTT Data, menekankan bahwa kecerdasan buatan generatif semakin menjadi kekuatan penting dalam perekonomian yang didorong oleh teknologi, dan ia percaya bahwa ini adalah momen penting dalam sejarah. Survei tersebut menunjukkan bahwa dua pertiga pemimpin bisnis percaya bahwa kecerdasan buatan generatif akan membawa transformasi besar pada bisnis dalam dua tahun ke depan, meningkatkan produktivitas, efisiensi, keberlanjutan, kepatuhan, proses bisnis, dan pengalaman karyawan.
Namun, meski yakin dengan prospek kecerdasan buatan generatif, perusahaan masih menghadapi banyak tantangan dalam penerapan praktisnya. Menurut survei tersebut, 90% pemimpin bisnis percaya bahwa infrastruktur lama membatasi penggunaan AI generatif secara efektif. Meskipun 83% responden memiliki strategi yang jelas, 51% perusahaan belum menyelaraskan strategi tersebut dengan rencana bisnis mereka secara keseluruhan. David Pereira, Chief Generative Artificial Intelligence Officer untuk NTT Data Eropa dan Amerika Latin, menyatakan bahwa perusahaan harus mengintegrasikan strategi kecerdasan buatan generatif dengan strategi bisnis dan menciptakan budaya perusahaan yang sesuai agar penerapannya dapat lebih efektif mengatasi tantangan bisnis.
Selain itu, hambatan utama lainnya termasuk rendahnya kesadaran pengguna akan nilai solusi AI generatif, penolakan terhadap teknologi, dan kekhawatiran terhadap keamanan dan privasi teknologi. Namun, 68% responden merasa antusias dan gembira dengan potensi transformatif AI generatif.
Editor Downcodes menyimpulkan: Laporan ini dengan jelas menunjukkan dampak dan tantangan kecerdasan buatan generatif terhadap perusahaan. Perusahaan perlu secara aktif merespons tantangan-tantangan ini agar dapat memanfaatkan sepenuhnya peluang yang dibawa oleh teknologi ini dan mencapai transformasi dan peningkatan bisnis.