Character AI, sebuah aplikasi chatbot AI yang dikembangkan oleh mantan karyawan Google Brain, sedang membuat heboh di kalangan anak muda di Amerika Serikat. Hal ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan berbagai karakter, dari karakter fiksi hingga selebriti sejarah dan bahkan tokoh masyarakat kontemporer, sehingga sangat memperkaya pengalaman interaktif pengguna. Ini memiliki 20 juta pengguna aktif bulanan, menangani 20.000 pertanyaan per detik, menyumbang 20% pencarian Google, dan telah memicu diskusi dan berbagi ekstensif di Reddit. Namun pesatnya popularitasnya juga membawa beberapa permasalahan yang patut menjadi perhatian, terutama fenomena ketergantungan dan kecanduan emosional di kalangan remaja yang telah memicu pemikiran dan diskusi dari semua lapisan masyarakat.
Karakter AI, menyebabkan kegemparan di kalangan anak muda Amerika. Diluncurkan pada tahun 2022 oleh mantan karyawan Google Brain Noam Shazeer dan Daniel De Freitas, aplikasi chatbot AI ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan berbagai karakter, mulai dari karakter fiksi hingga selebriti sejarah bahkan tokoh masyarakat kontemporer.
Character AI memiliki 20 juta pengguna aktif bulanan dan menangani 20.000 kueri per detik, yang mencakup 20% penelusuran Google. Lebih dari 1 juta orang berbagi karakter dan pengalaman komunikasi yang mereka buat di Reddit. Namun popularitas teknologi ini juga membawa beberapa masalah, terutama ketergantungan emosional dan kecanduan remaja terhadap Karakter AI.

57,07% penggunanya adalah remaja berusia 18-24 tahun, dan rata-rata waktu penggunaan mencapai 2 jam. Di komunitas Reddit, banyak orang mengatakan bahwa berbicara dengan bot AI lebih mudah daripada berbicara dengan orang sungguhan, dan postingan tentang kecanduan ada di mana-mana. Beberapa pengguna bahkan menunjukkan "reaksi penarikan" yang kuat ketika server mati.
Chatbot AI Karakter menjadi semakin nyata melalui pelatihan dengan data teks dalam jumlah besar dan peningkatan berkelanjutan melalui interaksi dengan pengguna. Misalnya, karakter "psikolog" yang dibuat oleh pengguna Selandia Baru Sam Zaia dilatih menggunakan pengetahuan profesionalnya untuk memberikan dukungan psikologis nyata kepada pengguna.
Namun, psikoterapis profesional Theresa Plewman mempertanyakan efektivitas Character AI, dengan alasan bahwa AI tidak dapat menggantikan respons dan pengobatan manusia. Kelly Merrill Jr. dari Universitas Cincinnati percaya bahwa chatbots memiliki peran positif dalam memberikan dukungan kesehatan mental, tetapi juga memperingatkan keterbatasan dan potensi risiko AI.
Profesor Futuris Rocky Scopelliti memperkirakan bahwa alat seperti Character AI akan menjadi lebih populer dan AI akan memainkan peran yang lebih penting dalam dunia emosional dan spiritual manusia. Namun pada saat yang sama, ia juga menyerukan perlunya secara aktif menghadapi dilema etika dan sosial yang mungkin ditimbulkan oleh AI melalui regulasi.
Popularitas AI Karakter memungkinkan kita untuk melihat potensi teknologi AI dalam dukungan emosional, namun hal ini juga memaksa kita untuk berpikir tentang bagaimana menghindari ketergantungan yang berlebihan pada teknologi tersebut sambil menikmati kemudahan yang dibawa oleh teknologi. Hal ini bukan hanya permasalahan teknis, namun juga permasalahan sosial yang perlu kita hadapi dan selesaikan bersama.
Popularitas AI Karakter yang pesat menunjukkan potensi besar teknologi AI dalam bidang interaksi emosional, namun hal ini juga memberikan peringatan. Di masa depan, bagaimana menyeimbangkan kemajuan teknologi dan etika sosial akan menjadi isu penting yang harus kita hadapi. Hal ini memerlukan upaya bersama dari seluruh masyarakat untuk menjadikan teknologi AI dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi umat manusia.