Menurut survei baru -baru ini oleh Pew Research Center, hanya 18% orang dewasa Amerika yang pernah menggunakan chatgpt. Data ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi kecerdasan buatan telah menarik banyak perhatian, laju penetrasi masih relatif rendah dalam aplikasi aktual. Fenomena ini dapat berasal dari ketidaktahuan publik dengan teknologi yang muncul atau ketidakpastian tentang dampak potensial mereka.
Sementara itu, survei menunjukkan bahwa 47% orang Amerika menyatakan keprihatinan tentang pengembangan kecerdasan buatan, terutama tidak nyaman tentang kemungkinan dampak pekerjaan. Kekhawatiran ini mencerminkan kekhawatiran publik yang meluas tentang kemungkinan dampak sosial-ekonomi dari perubahan teknologi. Menariknya, bagaimanapun, umumnya diyakini bahwa teknologi ini memiliki dampak kecil pada pekerjaan mereka oleh mereka yang memiliki pengetahuan mendalam tentang chatgpt, menunjukkan bahwa dampak dalam aplikasi praktis mungkin berbeda dari persepsi publik umum.
Meskipun chatgpt telah menarik perhatian luas dalam komunitas teknologi dan di media, tingkat penggunaan aktualnya masih pada tingkat rendah. Fenomena ini dapat berasal dari banyak faktor, termasuk ambang teknis, keterbatasan skenario penggunaan, dan penerimaan publik terhadap teknologi baru. Dengan pengembangan berkelanjutan dan popularitas teknologi, tingkat pemanfaatan chatgpt secara bertahap dapat meningkat di masa depan, tetapi pada saat yang sama, juga perlu untuk menyelesaikan masalah publik dan kesalahpahaman tentang kecerdasan buatan.
Hasil survei ini tidak hanya mencerminkan penerimaan teknologi kecerdasan buatan saat ini dalam masyarakat Amerika, tetapi juga memberikan referensi penting untuk promosi teknologi dan perumusan kebijakan di masa depan. Bagaimana cara mengurangi keprihatinan publik secara efektif sambil mempromosikan inovasi teknologi akan menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kecerdasan buatan.