Dalam industri kreatif yang berkembang pesat saat ini, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat yang sangat diperlukan. Banyak pengguna dapat menggunakan model AI untuk menghasilkan cerita, gambar, dan bahkan film pendek dengan hanya memasukkan instruksi sederhana. Namun, pendiri dan CEO Flora Weber Wong menunjukkan bahwa sebagian besar alat AI yang ada “dirancang oleh non-kreatif untuk non-kreatif lainnya” dan tidak dapat benar-benar memenuhi kebutuhan materi materi profesional. Pandangan ini mengungkapkan keterbatasan alat AI saat ini di bidang kreatif.
Peluncuran resmi Flora menandai kelahiran alat kreatif AI baru. Perusahaan mengeluarkan manifesto yang menyoroti bahwa "alat kreatif AI lebih dari sekadar mainan yang menghasilkan lumpur AI" dan menyatakan komitmen timnya untuk menciptakan "alat yang kuat" untuk mengubah masa depan pekerjaan kreatif. Deklarasi ini membedakan flora dari alat AI yang ada, yang, meskipun mudah dibuat, tidak memiliki kontrol kreatif, dan perangkat lunak kreatif tradisional sering membuat pengguna merasa kompleks dan memakan waktu.

Tujuan inti Flora bukan untuk mengembangkan model AI generatif yang lebih baik, tetapi untuk memberikan "kanvas tak terbatas" yang mengintegrasikan model AI yang ada. Weber Wang menekankan bahwa "model ini tidak penting, teknologinya tidak penting, kuncinya terletak pada antarmuka pengguna." Pengguna dapat menghasilkan blok teks, gambar, dan video di kanvas ini untuk membentuk proses kreatif visual, sehingga lebih baik mengendalikan proses kreatif.
Misalnya, pengguna dapat meminta Flora terlebih dahulu untuk menghasilkan gambar bunga, kemudian secara bertahap memperbaiki itu, dan akhirnya membuat beberapa variasi. Proses dan varian ini dapat ditampilkan secara visual di kanvas dan berkolaborasi secara real time dengan pelanggan. Desain ini tidak hanya meningkatkan efisiensi kreatif, tetapi juga meningkatkan fleksibilitas ekspresi kreatif.
Tujuan awal Flora adalah untuk melayani perusahaan desain visual dan saat ini sedang mengulangi produk -produknya dengan desainer dari perusahaan desain terkenal Pentagram. Weber Wang berharap dapat memungkinkan desainer untuk "melakukan pekerjaan kreatif 100 kali lebih banyak" dengan menggunakan flora, seperti dengan cepat menghasilkan 100 desain logo yang berbeda. Alat yang efisien ini akan sangat meningkatkan efisiensi kerja desainer dan output kreatif.
Weber Wang sendiri memiliki latar belakang ganda dalam seni dan teknologi. Dia bekerja untuk perusahaan modal ventura Menlo Ventures, dan kemudian memutuskan untuk mengabdikan dirinya ke bidang kreatif. Flora meluncurkan versi alpha pada bulan Agustus tahun ini, di mana pengguna dapat menggunakan AI untuk menggerakkan video langsung dengan mendaftar untuk daftar tunggu. Fitur ini menunjukkan potensi inovatif Flora di bidang alat kreatif.
Mengenai beberapa artis dan skeptisisme profesional tentang AI, Weber Wang mengatakan tujuan Flora adalah untuk menarik pengguna yang "ingin tahu tentang AI" dan membuat mereka yang menentang AI bersedia mencobanya. Dia menekankan bahwa Flora tidak melatih model AI sendiri, tetapi menggunakan model perusahaan lain dan akan mengikuti standar sosial untuk memastikan legitimasi dan etika alatnya.
Produk Flora tersedia secara gratis dan tersedia atas dasar ini untuk versi profesional, dengan harga $ 16 per bulan. Meskipun belum ada rincian pembiayaan yang diungkapkan, investor Flora termasuk lembaga-lembaga terkenal seperti A16Z Games Speedrun dan Menlo Ventures. Dukungan ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan Flora di masa depan.