Puluhan juta dolar iklan yang diluncurkan oleh Openai di Super Bowl jauh lebih rendah dari yang diharapkan, menarik perhatian industri. Iklan ini berupaya menyoroti pentingnya AI dengan menunjukkan kemajuan sejarah manusia, tetapi gagal beresonansi dengan penonton dan peringkat di bagian bawah di antara banyak iklan. Ini telah memicu diskusi yang lebih baik, publisitas teknis dan pemasaran emosional, dan juga menyediakan studi kasus yang berharga untuk pemasaran merek di masa depan.
Di Super Bowl, yang dikenal sebagai "American Spring Festival Gala", pesona kecerdasan buatan (AI) tampaknya tidak menyentuh hati penonton. Sebagai penjual iklan untuk acara besar ini, Openai memamerkan iklan mereknya untuk pertama kalinya, tetapi disambut oleh umpan balik penonton. Biaya iklan ini melebihi 10 juta dolar AS, tetapi efeknya mengecewakan.
Super Bowl adalah final NFL tahunan. Game ini bukan hanya acara olahraga, tetapi juga waktu terbaik bagi merek -merek besar untuk bersaing untuk menempatkan iklan. Openai meluncurkan iklan pertamanya sejak pendiriannya pada tahun 2015 selama Super Bowl ini, berharap untuk mengambil kesempatan ini untuk menunjukkan posisi mutakhirnya di bidang AI.

Namun, menurut ulasan iklan AS Today, iklan Openai berada di peringkat ke -53 dari 57 iklan yang berpartisipasi. Sebaliknya, cerita hangat tentang Clydairy Foal oleh Budweiser peringkat pertama dalam daftar iklan, menunjukkan daya tarik yang kuat dari pemasaran emosional.
Tema periklanan Openai berkisar pada kemajuan sejarah manusia, menunjukkan penemuan api, penemuan roda dan bola lampu, pengurutan DNA dan momen -momen besar lainnya, dan akhirnya mencapai klimaks dengan penerapan kecerdasan buatan modern. Meskipun bagian kreatifnya dikandung dengan bantuan alat pembangkit video Sora, produksi keseluruhan gagal memenuhi harapan penonton.
Kegagalan iklan ini juga mencerminkan tren: pada platform seperti Super Bowl, pemirsa cenderung lebih banyak cerita emosional dan hangat daripada inovasi teknologi dingin. Sebaliknya, sebagian besar iklan peringkat teratas didasarkan pada emosi, yang sepenuhnya memobilisasi resonansi penonton. Para ahli dalam industri periklanan menunjukkan bahwa pengaruh emosi dan selebriti jauh melampaui publisitas teknis murni, dan merek harus lebih memperhatikan hubungan emosional.
Meskipun ambisi Openai dalam pengiriman iklan gagal, acara ini memberikan pengalaman berharga untuk strategi iklan di masa depan. Bagaimana menemukan keseimbangan antara teknologi dan emosi akan menjadi pertanyaan yang perlu dipikirkan oleh merek dengan cermat dalam komunikasi.
Kasus periklanan Super Bowl Openai memperingatkan kita bahwa pemasaran merek yang sukses tidak hanya membutuhkan inovasi teknologi, tetapi juga membutuhkan sentuhan resonansi emosional. Bagaimana memasukkan elemen emosional ke dalam publisitas teknis adalah arah yang perlu dipikirkan oleh merek masa depan. Iklan yang gagal juga memberikan pelajaran berharga bagi perusahaan teknologi lain.