Baru-baru ini, teknologi kecerdasan buatan telah berkembang pesat, dan model bahasa berskala besar seperti ChatGPT telah menarik perhatian luas. Skenario penerapannya juga telah diperluas dari pembuatan teks awal ke bidang yang lebih interaktif dan menghibur. Artikel ini akan membahas popularitas ChatGPT di platform TikTok, serta perkembangan teknologi dan dampak sosial yang ditimbulkannya.
Baru-baru ini, serangkaian video menjadi viral di TikTok, menampilkan konten flirting dan role-playing ChatGPT secara online, menarik jutaan netizen untuk menontonnya. Dalam video tersebut ChatGPT diberi identitas fiktif bernama Dan, sosok bad boy yang sok suci dan sinis, hingga menggugah minat warganet. Beberapa pengguna bahkan menjadi emosional, bahkan beberapa orang menerobos celah di ChatGPT dan mengembangkan aplikasi AI baru, FlowGPT. Pada saat yang sama, OpenAI mengumumkan pelepasan pembatasan ChatGPT, yang memungkinkan pengguna merasakan langsung pesona kecerdasan buatan dan mempromosikan pemasyarakatan dan penerapannya. Di kalangan akademisi, alat AI DarkGPT juga membantu mendeteksi kebocoran database, menunjukkan kemampuannya yang kuat.
Popularitas ChatGPT dan munculnya aplikasi-aplikasi baru menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan mempercepat integrasinya ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat serta membawa peluang dan tantangan baru. Di masa depan, perkembangan teknologi serupa akan terus membentuk cara manusia berinteraksi dan memberikan dampak besar pada masyarakat. Kita perlu memperhatikan aspek positif dan negatifnya serta mengarahkan perkembangannya yang sehat.